Sistem Informasi Desa Somagede
Desa Somagede memiliki dua versi sejarah asal-usul penamaan desa yang populer di kalangan masyarakat hingga hari ini. Versi pertama memiliki latar waktu yang kurang jelas tetapi kemungkinan ketika wilayah yang kini menjadi Desa Somagede merupakan bagian dari Kerajaan Sunda Pajajaran. Diceritakan bahwa pada masa itu terdapat dua orang bernama Arsadita dan Arsadipa yang mendirikan pemukiman di wilayah Somagede. Arsadita dipercaya berasal dari Sunda sementara Arsadipa memang pemukim di daerah tersebut. Salah satu warga Desa Somagede, Kasiman (90) menuturkan bahwa Arsadita dan Arsadipa mendirikan pemukiman ini pada hari Senin Legi. Oleh karena itu, desa ini kemudian dinamakan Somagede yang terdiri dari dua kata yakni Soma dan Gede. Soma merupakan hari kedua dalam sistem minggu masa Hindhu Budha, sementara Gede merepresentasikan hari Senin Legi yang dianggap hari besar oleh masyarakat setempat karena merupakan hari kelahiran desanya. Warga Somagede pada masa itu menjadikan hari Senin Legi sebagai waktu berkumpulnya warga desa dalam memusyawarahkan segala sesuatu yang bertujuan untuk kemaslahatan umat.
Pemukiman yang didirikan oleh Arsadita dan Arsadipa awalnya hanya terletak di daerah yang kini bernama grumbul (kampung) Karangreja, terletak di sebelah Utara Puskesmas Desa Somagede. Meluasnya wilayah yang menjadi pemukiman di Somagede merupakan hasil dari perpindahan penduduk yang terus berdatangan.
Versi kedua memiliki latar waktu Perang Diponegoro (1825-1830). Pangeran Diponegoro memang pernah melakukan gerilya ke arah Barat dari Bagelen ke Banyumas untuk menghindari kejaran tentara Belanda pada tahun 1829. Diceritakan dalam upaya gerilya tersebut Pangeran Diponegoro juga melewati wilayah Somagede karena pada saat itu Somagede merupakan jalur penghubung Bagelen – Sumpiuh - Banyumas. Maka ketika Pangeran Diponegoro singgah di Somagede, terdapat dua pasukannya yang menetap, dikenal dengan nama Mbah Senggreng dan Mbah Ruwet (bukan nama asli). Karena tinggalnya kedua orang inilah kemudian wilayah ini dinamakan Somagede yang berasal dari dua kata yakni Kesuma dan Gede yang jika digabungkan dan diartikan berarti tempat tinggal para pejuang atau orang besar. Asal-usul nama desa versi ini juga didukung oleh adanya beberapa situs makam tokoh Islam di daerah Somagede seperti makam Eyang Ringsun dan makam Margasana.