Sistem Informasi Desa Somagede

shape shape
Gambar Artikel

Gizi Berkualitas untuk Generasi Sehat Indonesia: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Bersama Mitra Kerja


SOMAGEDE – Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlangsung di daerah Banyumas tepatnya di Desa Somagede, Kecamatan Somagede pada hari Jum’at, 18 Juli 2025 menunjukkan kembali upaya pemerintah dalam mengurangi angka stunting dan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Program ini digagas oleh Badan Gizi Nasional dan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk mitra kerja. 


Anggota DPR RI Komisi IX, Teti Rohatiningsih hadir langsung dan memberikan sambutan pada kegiatan sosialisasi. “Program ini bertujuan untuk menciptakan anak-anak yang sehat secara fisik maupun mental dan juga menjadi jalan untuk menciptakan dapur-dapur sehat di berbagai daerah secara merata dan bergiliran sejalan dengan memajukan UMKM,” ujar Teti. 


Pada sesi pemaparan, Fadil, Staf Koordinator Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), menjelaskan bahwa BGN merupakan inisiatif Bapak Prabowo Subianto untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kecukupan gizi anak-anak dan ibu menyusui. Beliau menyampaikan program MBG ini berfokus pada anak-anak untuk memperbaiki kualitas pola pikir dan daya saing generasi mendatang. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk merealisasikan program ini di seluruh negeri pada tahun 2025. Sampai saat ini, sekitar 80 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah disiapkan untuk menyediakan makanan bergizi setiap hari ke sekolah-sekolah yang berbeda.



Partisipasi Warga Desa Somagede pada Sosialisasi Program MBG


Di Kabupaten Banyumas sendiri, sudah terdapat 24 dapur SPPG yang aktif beroperasi dan ditargetkan mencapai sekitar 1.000 dapur dalam jangka panjang. Pembangunan dan pelaksanaan setiap dapur MBG diperkirakan membutuhkan biaya operasional sekitar Rp2 miliar. Rantai pasokan desa diperkuat karena petani dan peternak lokal menyediakan bahan baku seperti 4.000 kilogram protein dan sayuran untuk suplai bahan baku makanan bergizi ke SPPG. Saat ini, lebih dari 70 ribu siswa di Kabupaten Banyumas telah mendapatkan MBG, kata Luki Ayu, Kepala SPPG. Dengan 45 hingga 47 tenaga kerja lokal, termasuk juru masak, ahli gizi, akuntan, hingga petugas kebersihan, dapur SPPG mampu menyiapkan 3.000-4.000 porsi makanan sehat setiap hari, terutama selama istirahat sekolah. Anak-anak tidak makan jika makanan tiba terlambat.  Oleh karena itu, kami benar-benar disiplin waktu dan kualitas, kata Luki.  Menu disesuaikan dengan selera anak-anak tetapi tetap seimbang secara gizi.


SPPG berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menawarkan peluang pekerjaan dan peluang bisnis.  Untuk mendaftar sebagai juru masak, orang harus melengkapi dokumen seperti surat lamaran, fotokopi KTP, ijazah terakhir, dan surat keterangan sehat.  Sementara itu, petani atau UMKM yang ingin menjadi pemasok dapur MBG dapat mengirimkan proposal berisi identitas usaha, daftar barang yang dijual, dan harga kepada kepala SPPG. Harga satu porsi makanan MBG ditetapkan sebesar Rp15.000, dengan rincian sebagai berikut :

  • Rp10.000 untuk makanan siap konsumsi,

  • Rp3.000 untuk operasional (gas, air, gaji karyawan, sopir),

  • Rp2.000 untuk pemilik dapur.

Guna menjaga mutu dan keberlanjutan program, pemerintah akan membentuk satuan tugas (Satgas) pengawasan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Selain itu, masyarakat juga dapat memberikan masukan berupa saran menu yang nantinya akan dimodifikasi agar tetap bergizi dan dapat diterima oleh anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa MBG merupakan program yang partisipatif, inklusif, dan adaptif terhadap kondisi lokal.


Tim KKN UGM, UNSOED, dan UIN Bersama Anggota DPR RI Komisi IX, Ibu Teti Rohatiningsih

Melalui program MBG pemerintah berharap dapat membangun sumber daya manusia yang unggul sejak usia dini. Dengan memperhatikan kecukupan gizi anak-anak dan ibu menyusui, program ini bukan sekadar pembagian makanan, melainkan investasi untuk masa depan bangsa.

Tulis Komentar